Pendaftaran CPNS Online Kemdikbud

TATA CARA BAGI PESERTA
DALAM MENGIKUTI PENDAFTARAN CPNS ONLINE KEMDIKBUD
Tahap 1, Pendaftaran 
Untuk melakukan pendaftaran cpns online, pelamar harus melakukan registrasi terlebih dahulu untuk mendapatkan username dan password padaalamat https://cpns.kemdikbud.go.id  dengan langkah sebagai berikut:
  1. Pilih menu "Pendaftaran" atau "Daftar Sekarang";
  2. Lengkapi kolom isian, selanjutnya pelamar akan mendapatkan konfirmasi melalui alamat surel (e-mail) pelamar yang dicantumkan;
  3. Periksa kotak surel termasuk spambox dan konfirmasikan pendaftaran Anda melalui tautan yang terdapat di dalam surel tersebut. Apabila dalam waktu lebih dari 24 jam Anda belum konfirmasi, silahkan lakukan registrasi ulang dan pastikan alat surel yang Anda berikan benar;
  4. Selanjutnya, pelamat dapat login menggunakan username dan password yang telah didaftarkan ke dalam aplikasi cpns online di alamat https://cpns.kemdikbud.go.id untuk mengisi formulir pendaftaran online dan mendapatkan nomor pendaftaran;
  5. Tahap terakhir pada proses ini pelamar harus mencetak lembar formulir pendaftaran online untuk ditandatangani dan dikirimkan ke Panitia PENDAFTARAN CPNS Kemdikbud beserta persyaratan lainnya.
Ketentuan:
  1. Waktu pendaftaran adalah 15 hari dari tanggal 23 September s.d. 7 Oktober 2013;
  2. Pendaftaran cpns online tidak dapat lagi dilakukan apabila telah melewati jadual yang telah ditetapkan;
  3. Nomor pendaftaran diberikan secara otomatis oleh sistem pendaftaran cpns online;
  4. Pelamar hanya dapat mendaftar untuk satu satuan kerja yang dilamar, apabila lebih maka sistem aplikasi cpns online akan menolak.
Tahap 2, Mengirimkan Surat Lamaran
Pelamar mengirim surat lamaran dalam Bahasa Indonesia, situlis tangan menggunakan tinta hitam dengan menyebutkan nama jabatan serta kualifikasi akademik yang dilamar dan ditandatangani oleh pelamar dengan melampirkan:
  1. Hasil cetakan (print-out) formulir pendaftaran online yang telah ditandatangani;
  2. Fotokopi KTP yang masih berlaku;
  3. Fotokopi STTB/ijazah yang terakditasi dan telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang (surat keterangan tidak berlaku);
  4. Untuk ijazah luar negeri haris melampirkan surat keputusan penetapan dan penyetaraan hasil penilaian ijazah dari Ditjen Dikti Kemdikbud;
  5. Fotokopi Surat Keputusan (bukan surat keterangan) pengalaman kerja minimal 16 tahun 8 bulan dan sampai saat ini masih bekerja secara terus-menerus sejak 1 April 1997 s.d. 1 Desember 2013 bagi pelamar yang berusia lebih dari 35 tahun dan belum berusia 40 tahun;
  6. Fotokopi kelengkapan tambahan (persyaratan khusus) jika dipersyaratkan unit kerja.
Ketentuan:
  1. Lama pengiriman berkas lamaran adalah 15 hari terhitung sejak tanggal 23 s.d. 7 Oktober 2013;
  2. Tanggal akhir pengiriman berkas berpedoman pada tanggal stempel POS/ekspedisi yaitu pada 7 Oktober 2013 dan harus sudah diterima di panitia unit kerja pada tanggal 8 Oktober 2013;
  3. Pengiriman hanya dapat dilakukan melalui PO BOX sesuai dengan tujuan unit kerja yang dilamar. Pengiriman tanpa melalui POS tidak akan dilayani;
  4. Berkas lamaran disusun dengan urutan sebagai berikut:
    • Fotokopi KTP yang masih berlaku;
    • Print out asli bukti registrasi pendaftaran online;
    • Surat Lamaran;
    • Fotokopi Ijazah yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
    • Fotokopi Surat Keputusan dan Surat Keterangan masih bertugas bagi pelamar yang berusia lebih dari 35 tahun dan belum berusia 40 tahun.
    • Fotokopi kelengkapan tambahan (persyaratan khusus) jika dipersyaratkan unit kerja.
  5. Berkas lamaran dimasukkan dalam stop map dengan ketentuan warna pembeda:
    • Warna kuning untuk pelamar SLTA
    • Warna hijau untuk pelamar D3
    • Warna coklat untuk pelamar D4/S1
    • Warna biru untuk pelamar S1/Pendidikan Profesi/Spesialis
    • Warna merah untuk pelamar S3
  6. Seluruh berkas yang telah disusun rapi dalam stop map sesuai dengan ketentuan dimasukkan dalam amplop berwarna coklat;
  7. Pada sebelah kanan atas amplop tuliskan nama pelamat, unit kerja yang dilamar, jabatan, nomor dan nama kualifikasi pendidikan yang dilamar, dan nomor pendaftaran sesuai dengan yang tertera pada formulir registrasi CPNS Online;
  8. Pengiriman berkas lamaran ditujukan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan c.q.pimpinan unit kerja yang dilamar ke PO BOX, klik di sini;
  9. Berkas lamaran yang tidak memenuhi syarat usia, kualifikasi pendidikan, tidak lengkap, dan tidak urut sebagaimana uraian di atas dinyatakan gugur.
Tahap 3, Verifikasi Berkas Lamaran dan Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi
Panitia Pendaftaran CPNS pada masing-masing Unit Kerja akan melakukan verifikasi terhadap berkas lamaran yang masuk.

Selanjutnya pengumuman hasil seleksi administrasi akan diumumkan melalui website di alamat https://cpns.kemdikbud.go.id dan http://kemdikbud.go.id berikut informasi jadual pelaksanaan Ujian.
 

Tahap 4, Mencetak Kartu Peserta Ujian
Sebelum pencetakan kartu peserta ujian yang dinyatakan lulus seleksi administrasi wajib mengupload foto ukuran 400 X 500 pixel berbentuk Potrait (tegak) dengan ukuran file maksimal 100 Kb dengan format .jpg melalui halaman login yang telah diperoleh sebelumnya pada https://cpns.kemdikbud.go.id dengan cara:
  1. Login dengan username dan password yang Anda miliki pada https://cpns.kemdikbud.go.id;
  2. Jika Anda lulus seleksi maka pada halaman login Anda akan terlihat informasi kelulusan beserta tautan (link) untuk upload foto;
  3. Setelah upload foto Anda dapat menemukan tautan (link) untuk mendownload kartu ujian dengan format PDF untuk dicetak.
Tahap 5, Mengukuti Ujian Tahap I (Tes Kompetensi Dasar) dan Tahap II (Tes Kompetensi Bidang)
  1. Selanjutnya peserta mengikuti seleksi Tahap 1 dengan membawa print out Kartu Peserta Ujian dan mengisi daftar hadir yang telah dilengkapi pasfoto pelamar;
  2. Bagi peserta yang dinyatakan lulus seleksi Tahap 1 harus mengikuti seleksi Tahap II.
Tahap 6, Pengumuman Tahap I dan II
  1. Kedua kelulusan tersebut dapat dilihat pada https://cpns.kemdikbud.go.id dan http://kemdikbud.go.id.
  2. Kelulusan Tahap II adalah kelulusan final.

Penetapan Kualifikasi Akademik Formasi CPNS Tahun Anggaran 2013
Di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

No
Nama Jabatan
Jenjang
Kualifikasi Pendidikan
Gol
Ruang
Jumlah
Rencana Penempatan
43
Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung
4
1. Peneliti Budaya
S1
Antropologi
III/a
1
Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung
2. Peneliti Budaya
S1
Sejarah
III/a
1
Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung
3. Pamong Budaya
S1
Sosiologi
III/a
1
Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung
4. Pranata Komputer
S1
Komputer/Teknik Informatika
III/a
1
Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung


Sumber: http://www.bpsnt-bandung.blogspot.com

Pulau Pisang

Sejarah
Pulau Pisang secara administratif berada di Kecamatan Pesisir Utara dengan luas sekitar 2.310 hektar. Untuk mencapai pulau yang berhadapan langsung dengan Kota Krui ini dapat melalui dua jalur (menggunakan perahu motor). Jalur pertama dari Pelabuhan Krui dengan waktu tempuh sekitar 45 menit dan tarif Rp.20.000 per orang. Sedangkan jalur lainnya dari dermaga Desa Tembakak dengan waktu tempuh hanya sekitar 15 menit dan tarif Rp.15.000 per orang.

Pulai Pisang berpenduduk kurang dari 2.000 orang atau sekitar 600 kepala keluarga (KK). Konon, penduduk asli di pulau yang jarang terdapat pohon pisang ini berasal dari Marga Way Sindi yang tinggal di daerah Olokpandan. Waktu itu (sebelum penjajah bangsa Inggris masuk), karena daerah Olokpandan semakin padat, maka Pangeran Simbangan Ratu selaku pemimpin Marga Way Sindi memerintahkan Udin dari Marga Tenumbang mensurvei Pulau Pisang untuk dijadikan pemukiman. Hasilnya, Udin melaporkan bahwa Pulau Pisang layak untuk dihuni.

Selanjutnya, Pangeran Simbangan Ratu memerintahkan anak keduanya Mail gelar Raja Pesirah gelar Pangeran Sangau Ratu, adik Syatari gelar Raja Ya Sangun Ratu, bersama rombongannya pergi dan menetap di Pulau Pisang. Mereka pun pergi dan menetap di daerah lamban balak, Pekon Lok. Untuk menyambung hidup mereka membuka lahan dan mulai berladang.

Lama-kelamaan jumlah penduduk Pekon Lok semakin bertambah, baik berasal dari rombongan Mail gelar Raja Pesirah gelar Pangeran Sangau Ratu sendiri maupun dari daerah Olokpandan yang datang belakangan. Untuk mengatasinya, mereka kemudian membangun empat pekon lagi, yaitu: Bandardalam, Labuhan, Sukadana, dan Sukamarga.

Dan, karena jumlah penduduk sudah mulai “mekar” maka pada tanggal 17 September 1922 Pulau Pisang mendapat otonomi dan berhak menyandang status marga sendiri yang lepas dari keturunan mereka di Olokpandan. Pemberi otonominya adalah Mohammad Djapilus gelar Dalom Simbangan Ratu, pemimpin marga Way Sindi, yang sekaligus menunjuk Muhammad Fadel gelar Raja Kapitan sebagai Saibatin Marga Pulau Pisang.

Mata Pencaharian
Nelayan dan berladang adalah mata pencaharian pokok penduduk di Pulau Pisang. Pada awal tahun 1970-an mata pencaharian berladang, khususnya perladangan cengkih mengalami masa keemasannya yang membuat Pulau Pisang menjadi wilayah penghasil cengkeh terbesar di Lampung Barat. Para petaninya pun menjadi sejahtera dan tidak sedikit pula yang berjaya dan kaya raya. Keadaan ini mendorong orang-orang dari daratan Sumatera datang, baik untuk berniaga maupun bekerja sebagai buruh petik di ladang-ladang cengkih milik penduduk setempat.

Namun kejayaan petani cengkih tidak berlangsung lama, karena pada awal tahun 1980-an pohon-pohon cengkih mulai mati dengan sebab yang tidak diketahui secara pasti. Perlahan namun pasti para penduduk pindah dari Pulau Pisang untuk mencari penghidupan yang baru di daratan Sumatera dan Jawa. Walhasil, pulau ini pun seakan-akan mati bersama dengan matinya pohon cengkih. Penduduk yang tersisa hanyalah para petani kelapa dan nelayan dengan jumlah kurang dari 1.000 jiwa.

Menjadi Obyek Wisata
Terlepas dari permasalahan sosial ekonomi di atas, Pulau Pisang sebenarnya menyimpan potensi lain yang tidak kalah menggiurkan dibanding bertani cengkih, yaitu pariwisata. Kondisi alamnya yang indah serta kehidupan masyarakatnya yang masih menjunjung tinggi adat istiadat membuat pulau ini semakin hari semakin banyak dikunjungi wisatawan.

Para wisatawan yang berkunjung sebagian besar melakukan aktivitas pantai seperti berjemur matahari, memancing, berenang, menyelam, bermain kano, bermain di pasir pantai yang putih bersih, memotret, atau hanya sekedar menikmati indahnya suasana pantai sambil meminum air kelapa muda.

Selain itu, ada pula yang datang pada saat musim ikan tongkol, karena akan berjumpa dengan ratusan ikan lumba-lumba yang menjadi pemangsanya. Tetapi, untuk menyaksikan para lumba-lumba melompat membutuhkan dana yang relatif besar, sebab harus menyewa getek atau sampan hingga ke perairan Selat Pisang, sekitar 30 menit dari pantai Pulau Pisang. Adapun biaya sewanya berkisar antara Rp.150-Rp.300 ribu, bergantung pada “asal-usul” si penyewa. Jika turis asing atau turis lokal dari luar Lampung, tarif yang dikenakan dapat mencapai Rp.300 ribu atau lebih. Namun, apabila sang penyewa berasal dari Lampung atau kecamatan-kecamatan di sekitar Krui, tarifnya paling mahal “hanya” sekitar Rp.200 ribu.

Bagi wisatawan minat khusus, Pulau Pisang juga menyediakan sebuah tempat konservasi bagi penyu-penyu langka untuk mendarat dan bertelur. Dan, bagi peminat wisata budaya dapat berinteraksi langsung dengan penduduk setempat untuk mengetahui adat istiadat dan tradisi yang masih mereka pegang teguh hingga saat ini. Salah satunya adalah tradisi pembuatan kain tenun tapis bermotif gajah atau perahu yang diwariskan nenek moyang mereka ketika masih bersatu dalam marga Way Sindi. (gufron)

Foto: http://totraveller.com/pulau-pisang-surga-bawah-laut-di-indonesia-barat
Sumber:
http://endangguntorocanggu.blogspot.com/2012/02/eksotisme-pulau-pisang-lampung-barat.html
http://www.antaralampung.com/berita/260994/pulau-pisang-andalan-pariwisata-lampung-barat
http://novenrique.blogspot.com/2010/05/pulau-pisang-si-jelita.html
http://lampung.antaranews.com/berita/260994/pulau-pisang-andalan-pariwisata-lampung-barat

BMW R69S (1960)

Technical Specifications
1960 BMW R69S
Engine
Engine type
Bore x Stroke
Displacement
Valves
Compression ratio
Max Power
Max Torque
Fuel system
Transmission
Final drive
Clutch
Ignition type
Starting system
Lubrication
Exhaust
Spark plug
Generator
Gear ratios

Air-cooled, Four-stroke two cylinder flat twin
72.0 x 73.0 mm (2.83 x 2.87 inches)
594 cc
2 valves per cylinder; OHV
9.5:1
42 hp @ 7000 rpm

2 x carburettor, Type Bing 1/26/75 - 1/26/76 or 1/26/91 - 1/26/92
4-speed; Foot shifting (+ auxiliary manual lever on the gear block)
Cardan
Single plate, saucer spring, dry
Magneto ignition
Kick starter
Forced feed lubrication

Bosch W 260 T1 or Beru 260/14
Bosch LJ/CGE 60/6/1700 R
Dimensions
Frame type
Castor
Overall length
Overall width
Overall height
Wheelbase
Seat height
Ground clearance
Dry weight
Fuel capacity
Colors
Suspension (front)
Suspension (rear)
Tyre (front)
Tyre (rear)
Brake (front)
Brake (rear)

Double loop steel tubular frame

2125 mm (83.66 inches)
722 mm (28.42 inches)
980 mm (38.58 inches)
1415 mm (55.70 inches)/with original sidecar 1450 mm (57.08 inches)
807 mm (31.80 inches)
140 mm (5.51 inches)
202 kg
17 litres

Long swing arm with suspension units and oil pressure shock absorbers
Long swing arm with suspension units and oil pressure shock absorbers
3.5 x R18S
3.50 S (4 x 18 S with sidecar)
Drum brake 200 mm / 7.87 in diameter duplex full hub
Drum brake 200 mm / 7.87 in diameter duplex full hub

Image: http://ontheloldschool.blogspot.com/2012/03/bmw-r-69-s.html

BMW R69 (1955)

Technical Specifications
1955 BMW R69
Engine
Engine type
Bore x Stroke
Displacement
Valves
Compression ratio
Max Power
Max Torque
Fuel system
Transmission
Final drive
Clutch
Ignition type
Starting system
Lubrication
Exhaust
Spark plug
Generator
Gear ratios

Air-cooled, Four-stroke two cylinder flat twin
72.0 x 73.0 mm (2.83 x 2.87 inches)
594 cc
2 valves per cylinder; OHV
7.5:1
35 hp @ 6800 rpm

2 x carburettor, Type Bing 1/26/9 - 1/26/10
4-speed; Foot shifting (+ auxiliary manual lever on the gear block)
Cardan
Single plate, saucer spring, dry
Magneto ignition
Kick starter
Forced feed lubrication

Bosch W 240 T1
Noris L 60/6/1500 L
Dimensions
Frame type
Castor
Overall length
Overall width
Overall height
Wheelbase
Seat height
Ground clearance
Dry weight
Fuel capacity
Colors
Suspension (front)
Suspension (rear)
Tyre (front)
Tyre (rear)
Brake (front)
Brake (rear)

Double loop steel tubular frame

2125 mm (83.66 inches)
722 mm (28.42 inches)
980 mm (38.58 inches)
1400 mm (55.11 inches)
807 mm (31.80 inches)
140 mm (5.51 inches)
202 kg
17 litres

Long swing arm with suspension units and oil pressure shock absorbers
Long swing arm with suspension units and oil pressure shock absorbers
3.5 x R18
3.5 x R18
Drum brake 200 mm / 7.87 in diameter duplex full hub
Drum brake 200 mm / 7.87 in diameter duplex full hub

Image: http://www.omnimoto.it/foto/popup/101308/bmw-r69-600-1955

BMW R68 (1952)

Technical Specifications
1955 BMW R68
Engine
Engine type
Bore x Stroke
Displacement
Valves
Compression ratio
Max Power
Max Torque
Fuel system
Transmission
Final drive
Clutch
Ignition type
Starting system
Lubrication
Exhaust
Spark plug
Generator
Gear ratios

Air-cooled, Four-stroke two cylinder flat twin
72.0 x 73.0 mm (2.83 x 2.87 inches)
594 cc
2 valves per cylinder; OHV
8.0:1
35 hp @ 7000 rpm

2 x carburettor, Type Bing 1/26/9 - 1/26/10
4-speed; Foot shifting (auxiliary manual lever on the gear block)
Cardan
Dry single plate
Magneto ignition
Kick starter
Forced feed lubrication

Bosch W 240 T1
Noris 6 V L 45/60 L
Dimensions
Frame type
Castor
Overall length
Overall width
Overall height
Wheelbase
Seat height
Ground clearance
Dry weight
Fuel capacity
Colors
Suspension (front)
Suspension (rear)
Tyre (front)
Tyre (rear)
Brake (front)
Brake (rear)

Double loop steel tubular frame

2130 mm (83.85 inches)
725 mm (31.10 inches)
985 mm (38.77 inches)
1400 mm (55.11 inches)
807 mm (31.80 inches)
140 mm (5.51 inches)
190 kg
17 litres

Telescopic fork
Telescopic suspension
3.5 x R19
3.5 x R19 (with sidecar, rear 4 x 18)
Drum brake 200 mm/7.87 in diameter duplex, from 1954 full hub
Drum brake 200 mm/7.87 in diameter duplex, from 1954 full hub

Image: http://www.bmbikes.co.uk/photos/specphotos/r68.jpg

Taman Nasional Gunung Palung

Taman Nasional Gunung Palung secara administratif terletak di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Secara geografis kawasan hutan ini terletak antara 01° 00' - 00° 20' LS dan 109° 00' - 110° 25' BT dengan batas-batas: sebelah utara berbatasan dengan Sungai Air Merah, Sungai Matan, Sungai Batu Barat, Jalan Eks PT. Perkasa Tani Sejati (Matan-Kubing), dan Sungai Kubing; sebelah selatan berbatasan dengan Selat Karimata, Sungai Melinsum, Desa Riam Berasap Jaya, Desa Laman Satong, Sungai Siduk, Hutan Lindung Gunung Tarak, Desa Pangkalan Teluk, dan Sungai Lekahan; sebelah barat berbatasan dengan Selat Karimata, Desa Gunung Sembilan, Desa Sutera, Desa Pangkalan Buton, Desa Pampang Harapan, Desa Sejahtera, Desa Benawi Agung, Desa Sedahan Jaya, dan Desa Harapan Mulia; dan sebelah timur berbatasan dengan Sungai Laur, Desa Sempurna, dan Desa Teluk Bayur (gunungpalung.net)

Menurut sejarahnya, Taman Nasional Gunung Palung awalnya dijadikan sebagai Suaka Margasatwa oleh Pemerintah Belanda melalui Staat Blaat No.4/13IB/1937 pada tanggal 29 April 1937 dengan luas keseluruhan sekitar 30.000 hektar. Setelah Bangsa Indonesia merdeka, pada tanggal 10 Desember 1981 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 101 A/Kpts/VIII/12/1981 ditetapkan lagi sebagai Suaka Margasatwa dengan nama Suaka Margasatwa Gunung Palung dengan luas bertambah menjadi sekitar 90.000 hektar, meliputi kawasan Gunung Kepayang, Gunung Seberuang, Sei Lekahan, dan Labuhan Batu. Tujuannya, adalah untuk meningkatkan perlindungan terhadap hutan hujan tropis Pulau Kalimantan beserta kekayaan alam hayati yang dimilikinya.

Selanjutnya, pada acara Pekan Konservasi Alam Nasional II di Bali tanggal 24 Maret 1990 Suaka Marga Satwa Gunung Palung diganti lagi namanya menjadi Taman Nasional Gunung Palung berdasarkan Pernyataan Menteri Kehutanan Nomor: 448/Menhut-VI/1990 tanggal 6 Maret 1990. Dan Terakhir, menjadi Balai Besar Taman Nasional Gunung Palung berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.6186/Kpts-II/2002 tanggal 10 Juni 2002 (dephut.go.id).

Kondisi Taman Nasional Gunung Palung
Taman Nasional Gunung Palung secara umum memiliki kondisi topografi yang bergelombang, berbukit dan bergunung-gunung dengan variasi mulai dari dataran rendah sampai dengan ketinggian + 1.116 meter di atas permukaan air laut (Gunung Palung). Sedangkan iklimnya berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, pada bagian barat termasuk tipe A (9 bulan basah/tahun) dengan curah hujan antara 2.500-3.000 mm/tahun dan bagian timur termasuk tipe B (7 bulan basah/tahun) dengan curah hujan antara 3.000-4.000 mm/tahun dengan temperatur udara 25.5° - 35°C.

Kondisi topografis yang bervariasi tersebut menjadikan kawasan taman nasional ini memiliki formasi vegetasi yang cukup lengkap, yaitu vegetasi hutan hujan sub Alpine, hutan hujan pegunungan, hutan hujan tropika dataran rendah, hutan tanah aluvial, hutan gambut, hutan rawa, hutan mangrove, dan vegetasi rheofite. Jenis-jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di dalam vegetasi ini diantaranya adalah jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonistylus bancamus), damar (Agathis berneensis), pulai (Alstonia scholaris), rengas (Gluta renghas), ulin (Eusideroxylon zwageri), bakau (Rhizopora sp.), kedeka (Bruguiera sp.), meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus sp.), gaharu (Aquilaria malaccensis)1, kantong semar (Nephentes sp.), bunga bangkai (Amorphophallus bomeensiis), anggrek hitam (Coelogyne pandurata), belian (Eusideroxylon zwageri), dungun (heritiera littoralis), putat (Barringtonia acutangula), damar (Eugenia lepidocarpa), Syzygium sp., Litsea sp., Shorea sp., dan sekitar 3.500-4.000 jenis vegetasi berkayu, termasuk di dalamnya 70 jenis family Diptecocarpaceae, dan lain sebagainya.

Tetumbuhan tersebut tersebar di seluruh kawasan TNGP dari mulai ketinggian 0 hingga lebih dari 1000 meter di atas ketinggian air laut (mdpl). Pada ketinggian antara 0-900 mdpl diisi oleh tetumbuhan dari genus Shorea, Syzygium dan Fordia splendidissima; ketinggian dibawah 300 mdpl diisi oleh tetumbuhan dari genus Shorea, Dipterocarpus, dan Palaquium; ketinggian 300-600 mdpl didominasi oleh genus Syzygium dan Shorea; ketinggian 600-900 mdpl didominasi oleh kayu maang (Hopea ferriginea), pakit tengkuang (Shorea sp.), Agathis beccarii, genus Syzgium, dan Polyaltia; ketinggian 900-1.000 mdpl didominasi oleh tumbuhan lumut, genus Shorea, Syzygium, dan Litsea, dan: pada ketinggian di atas 1.000 mdpl didominasi oleh pepohonan dari medang, ubah besi, bintangor (Callophyllum grandifloris), genus Palaquium sp., Syzgium sp., nepenthes ssp., dan Litsea sp. (dephut.go.id).

Vegetasi-vegetasi yang ada di TNGP tersebut sampai saat ini kondisinya relatif masih lengkap dan asli, sehingga memungkinkan beraneka ragam jenis fauna hidup dan berkembang di dalamnya. Jenis-jenis satwa yang hidup di TNGP diantaranya adalah: monyet ekor panjang (Macaca fasicularis), owa/klempiau (Hylobathes agilis)2, kelasi (hylobathes frontata), orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii), bekantan (Nasalis larvatus), beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), beruk (Macaca nemestrina nemestrina), klampiau (Hylobates muelleri), kukang (Nyticebus coucang borneanus), kijang (Muntiacus muntjak pleiharicus), kancil (Tragulus napu borneanus), bajing tanah bergaris empat (Lariscus hosei), ayam hutan (Gallus gallus), rangkong badak (Buceros rhinoceros borneoensis), enggang gading (Rhinoplax vigil), kura-kura gading (Orlitia borneensis), penyu tempayan (Caretta caretta), buaya siam (Crocodylus siamensis), tupai kenari (Rhiethrosciurus macrotis), krabuku ingkat (Tarsius bancanus)3, 71 spesies mamalia kecil (termasuk 35% ordo Rodentia (pengerat) dan 8% ordo Chiroptera (kelelawar)), sekitar 178-263 spesies burung, dan lain sebagainya (kehutanan.kalbarprov.go.id).

Khusus untuk orangutan, Taman Nasional Gunung Palung memiliki sekitar 2.200 ekor yang tersebar di areal yang banyak ditumbuhi tanaman dari family Dipterocarpaceae. Mereka umumnya tinggal di dalam sarang berdiameter antara 1-2,5 meter pada ketinggian antara 10-30 meter di atas permukaan tanah. Orangutan hidup berkelompok dengan anggota tidak lebih dari lima individu. Orangutan jantan lebih bersifat soliter, sedangkan orang utan betina biasanya berkelompok dengan kerabat yang masih satu keturunan.

Untuk melindungi keberadaan orangutan di Taman Nasional Gunung Palung, pada tahun 2003 masyarakat setempat membentuk sebuah organisasi bernama Orangutan Protection & Monitoring Units (OPMU). Tujuannya untuk ikut membantu pemerintah mengamankan dan melindungi orangutan dan habitatnya.

Selain kaya akan flora dan fauna, di Taman Nasional Gunung Palung juga terdapat beberapa area yang dapat dijadikan sebagai obyek wisata, yaitu: (1) Air Terjun Riam Berasap berketinggian sekitar 10 meter dan lebar 5 meter. Air terjun yang namanya diambil dari percikannya yang seakan-akan menyerupai kepulan asap ini mengalir pada bagian hilir Sungai Siduk dengan jatuhan air membentuk sebuah kolam seluas sekitar 300 meter persegi; (2) Riam Bekinjil yang merupakan salah satu riam di aliran Sungai Siduk; (3) Riam Kurung Pelandu juga berada di aliran Sungai Siduk; (4) Puncak Gunung Panti (1050 mdpl) yang merupakan tipe ekosistem sub-alpine dengan didominasi oleh tumbuhan lumut. Untuk mencapai puncak Gunung Panti, dari camp Penelitian Cabang Panti dapat melalui dua jalur pendakian sederhana dengan waktu tempuh sekitar 6 jam; (5) Air Terjun Panti; (6) Pantai Pulau Datok; (7) Bukit Lubang Tedong; (8) Sungai Mantan dan Sungai Simpang; dan (9) Kampung Baru yang merupakan pusat pengamatan satwa bekantan.

Sementara khusus untuk kegiatan penelitian, pihak Taman Nasional Gunung Palung juga menyediakan sebuah Stasiun Riset Cabang Panti yang dilengkapi dengan shelter, camp/wisma peneliti, sarana komunikasi, sarana transportasi darat dan air, laboratorium, pondok jaga, pos jaga, menara pandang/pengamatan, tempat tinggal pengelola dan perpustakaan. Apabila ingin lebih “menyatu” dengan alam, para peneliti atau wisatawan dapat menyewa rumah penduduk setempat sebagai tempat tinggal (local home-stay) atau mendirikan kemah di lahan perkemahan. Dan, bagi peneliti atau wisatawan yang ingin menjelajahi taman nasional ini, tersedia juga jasa pemandu yang siap mengantarkan ke tempat-tempat yang ingin dituju.

Sebagai catatan, untuk menuju lokasi Taman Nasional Gunung Palung dapat ditempuh melalui beberapa rute (menggunakan angkutan umum). Rute pertama, dari Pontianak menuju Ketapang menggunakan pesawat udara dengan waktu tempuh sekitar 30 menit atau dengan Express Boat dengan waktu tempuh sekitar 6 jam. Dari Ketapang perjalanan diteruskan menuju ke Teluk Melano menggunakan minibus dengan waktu tempuh sekitar 2 jam lalu dilanjutkan menggunakan Long Boat sekitar 6 jam perjalanan. Sedangkan rute lainnya dari Pontianak menuju Teluk Batang menggunakan Expres Boat dengan waktu tempuh sekitar 4 jam. Selanjutnya, dari Teluk Batang menuju Teluk Melano menggunakan minibus dengan waktu tempuh sekitar 1 jam dan baru diteruskan dengan Long Boat menuju Taman Nasional Gunung Palung. (gufron)
____________________________
[1] Gaharu atau Aquilaria malaccensis adalah pohon dengan ciri-ciri fisik seperti: daun tunggal dan menyebar, pertualangan sekunder tidak jelas, ujung daun melancip, permukaan bawah daun mengkilat dan berwarna hijau pucat.
[2] Klempiau adalah kera berlengan panjang yang hidup dalam kelompok-kelompok kecil terdiri dari 1 jantan dewasa, 1 betina dewasa, dan 1 hingga 3 anak. Tiap kelompok biasanya memiliki areal pencarian makanan seluas 20-30 hektar pada hutan dipterocarpaceae yang banyak ditumbuhi buah-buahan berdaging masak, dedaunan muda, dan serangga kecil.
[3] Karbuku ingkat adalah salah satu primata terkecil di dunia dengan berat tubuh hanya sekitar 10 gram. Binatang ini termasuk nokturnal yang hidup atau aktif hanya pada malam hari dalam hutan yang banyak ditumbuhi jahe liar dan pepohonan kecil lainnya. Makanan utamanya adalah serangga, seperti: semut, ulat, belalang, dan kecoa.

Foto: http://parkofindonesia.blogspot.com/2012/10/gunung-palung.html
Sumber:
“Taman Nasional Gunung Palung”. http://kehutanan.kalbarprov.go.id/joomla15/index.php?option=com_content&view=article&id=109:balai-tn-gunung-palung&catid=79:upt-kehutanan&Itemid=47. Diakses 20 September 2013

“Tentang Gunung Palung”. http://gunungpalung.net/index.php?title=Tentang_Gunung_Palung. Diakses 20 September 2013.

Taman Nasional Gunung Palung”. http://www.dephut.go.id/alus_assets/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_palung.htm. DIakses 21 September 2013.
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive