Museum Jamu Nyonya Meneer

Sejarah
Bila mendengar nama Nyonya Meneer bayangan kita akan tertuju pada bahan-bahan tradisional yang diramu sedemikian rupa hingga menjadi obat yang disebut sebagai jamu. Hal ini tidaklah salah karena Nyonya Meneer memang merupakan salah satu produsen jamu di tanah air yang sudah ada sejak tahun 1919. Pendirinya adalah Nyonya Meneer sendiri alias Lauw Ping Nio yang lahir di Sidoarjo, Jawa Timur pada tahun 18951.

Awal pendirian perusahaan jamu ini bermula ketika suami Nyonya Meneer sakit keras. Oleh karena waktu itu kehidupan sedang memasuki masa sulit akibat pendudukan Belanda, Nyonya Meneer mencoba meramu sendiri bahan-bahan tradisional dari rempah maupun tumbuhan guna mengobati Sang suami. Tanpa dinyana, ramuan tradisional warisan orang tua Nyonya Meneer yang biasa disebut sebagai jamu tersebut dapat menyembuhkannya2. Dan, sejak saat itu dia tidak hanya membuat jamu bagi suaminya saja, tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya (keluarga, tetangga, dan kerabat) yang terserang demam, sakit kepala, masuk angin, dan berbagai penyakit ringan lainnya.

Oleh karena orang yang ingin merasakan khasiat jamunya semakin hari bertambah banyak, maka atas dorongan keluarga Nyonya Meneer kemudian mengemas jamu buatannya untuk dipasarkan secara luas. Jamu kemasan itu selanjutnya dicantumkan nama serta cap foto Nyonya Meneer sendiri sebagai merek dagangnya. Adapun pemasarannya melalui toko perdananya di Jalan Pedamaran 92, Semarang. Kemudian, pada tahun 1940 cabang baru pun dibuka di Jalan Juanda, Pasar Baru, Jakarta. Dan, seiring dengan waktu bisnis keluarga dengan merek dagang Jamu Cap Nyonya Meneer mulai berkembang dan sekaligus menjadi cikal bakal industri jamu di Indonesia.

Sebagai apresiasi bagi jasa Nyonya Meneer, atas gagasan Ibu Tien Soeharto yang saat itu masih menjadi ibu negara, maka pada 18 Januari 1984 dibangunlah Museum Jamu Nyonya Meneer di Jalan Kaligawe Km 4, Semarang, Jawa Tengah. Tujuan lainnya adalah sebagai wahana rekreasi sekaligus edukasi bagi generasi muda agar dapat lebih mengenal serta mempelajari warisan budaya bangsa yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.

Koleksi dan Kondisi Museum Jamu Nyonya Meneer
Berada di musem ini serasa menapak-tilasi perjalanan karier Nyonya Meneer sebagai produsen jamu tradisional. Dengan bentuk bangunan museum berupa joglo dua tingkat seluas sekitar 150 meter persegi pengunjung akan diajak menyaksikan "sejarah" bagaimana proses pembuatan jamu yang dilakukan oleh Nyonya Meneer sendiri hingga akhirnya menjadi sebuah perusahaan jamu terbesar di Indonesia.

Pada lantai dasar museum difungsikan sebagai ruang serbaguna dan penerima tamu dalam bentuk rombongan. Di tempat inilah rombongan yang datang akan diberi penjelasan singkat mengenai kisah berdirinya perusahaan jamu cap Nyonya Meneer3. Sementara lantai di atasnya difungsikan sebagai tempat pameran koleksi seputar proses produksi jamu dari mulai zaman Nyonya Meneer hingga ke generasi penerusnya saat ini, berupa: buku yang digunakan untuk mencatat racikan jamu; baju yang pernah dikenakan oleh Nyonya Meneer; foto-foto Nyonya Meneer; patung tiruan tiga orang perempuan berpakaian tradisional tengah menumbuk bahan-bahan pembuat jamu; perabot rumah tangga (meja, kursi, lemari, botekan/laci untuk menyimpan resep, dacin/alat timbang tradisional, dan tempat jamu dari kuningan); dan peralatan tradisional pembuat jamu (lumpang, alu, pepesan, serta cuwo).

Selain gedung penyimpanan koleksi, Museum Nyonya Meneer juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang sebagaimana layaknya tempat wisata lainnya di Indonesia, seperti: restoran, spa, gazebo, areal parkir, toilet, mushola, dan sebuah taman seluas dua hektar berisi sekitar 600 jenis tanaman sebagai bahan racikan jamu. Di taman ini, selain dapat menikmati udara segar sambil meminum air jahe gratis, kadang juga dapat menyaksikan demonstrasi yang telah disiapkan pihak museum mengenai hal-hal yang terkait dengan bahab-bahan pembuatan jamu.

Bagaimana? Anda berminat mengunjungi dan menikmati seluruh koleksi Museum Jamu Nyonya Meneer? Sebagai catatan, museum ini dibuka untuk umum tanpa tiket alias gratis dari hari Senin-Jumat pukul 09.00-16.00 WIB. Tetapi apabila ingin berada di areal taman, barulah dikenakan biaya sebesar Rp. 7.500,00 dan tambahan Rp. 15.000,00 bila ingin menyaksikan demontrasi dari pengelola taman museum. (ali gufron)

Foto: http://www.jalansanasini.com/mengunjungi-7-obyek-wisata-semarang.html
Sumber:
1. "Nyonya Meneer", diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Nyonya_Meneer, tanggal 1 November 2015.

2. "Profile", diakses dari http://njonjameneer.com/index.php/profile, tanggal 1 November 2015.

3. "Wisata Semarang Museum Jamu Nyonya Meneer", diakses dari http://wisatadisemarang. com/wisata-semarang-museum-jamu-nyonya-meneer/, tanggal 2 November 2015.
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive